Rabu, 05 Oktober 2016

[Book Review] Abadilah Cinta - Andrei Aksana



Judul : Abadilah Cinta
Penulis : Andrei Aksana
Cetakan : Kelima, Februari 2008
Tebal : 367 hlm
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kategori : Novel
ISBN : 978 – 979 – 22 – 3520 – 3 


Blurb:

 "Aku hanya memintamu untuk menjaganya, Er!" pekik Revan kecewa, sesaat setelah bebas dari penjara.
"Tapi aku tidak pernah menyuruhmu untuk mencintainya!"

"Lalu, kauanggap apa aku ini?" desis Ersad tersinggung. "Sebentuk robot yang tak memiliki nurani? Sekian tahun kulalui bersamanya, apakah salah jika tumbuh perasaan di hatiku? Adrini istri yang baik. Ia memberikan semua yang kubutuhkan."
"Karena itulah dulu aku ingin mengawininya. Ia milikku. Dan sekarang aku memintanya kembali darimu!"

Tujuh tahun sebelumnya, karena harus mendekam di balik terali penjara, seorang lelaki meminta sahabatnya untuk menikahi kekasihnya. Dan kini ia meminta kembali semua haknya. Revan dan Ersad, dua lelaki yang memperebutkan cinta suci seorang wanita.
"Kau telah melewati ribuan hari bersama Ardini, Er," pinta Revan penuh permohonan. "Kini izinkan aku memilikinya hanya untuk satu malam..."

Tetapi bagaimana jika tak satu malam pun berhasil dimilikinya? Bagaimana jika tak seorang pun dapat meraih cinta Ardini yang utuh, karena Ardini tak sanggup memilih salah satu di antara dua lelaki yang sama-sama dicintainya? Mestikah Ardini menyemai dua cinta sekaligus dalam hidupnya?

Abadilah Cinta. Selamanya. Cinta memang tak akan pernah berakhir...
 
***

“Mengkritik dan berkarya adalah dua hal yang berbeda, Sobat! Mau tahu bagaimana akhirnya nasib para kritikus? Ketika meninggal, ia tidak meninggalkan sesuatu untuk dikenang. Justru si seniman yang dikritik itu yang nama dan karyanya terus dihargai.”
Hlm. 64 - 65

Abadilah Cinta merupakan salah satu novel yang sudah lama terbit. Pertama kali terbit yaitu pada tahun 2003, dan yang aku baca ini merupakan cetakan kelimanya yang terbit di tahun 2008 lalu. Bersama Abadilah Cinta, kita akan diajak Andrei Aksana untuk menyelami kisah cinta segitiga antara Ardini, Revan, dan Ersad yang berawal dari kisah sederhana.

Secara tema atau pun ide dasar ceritanya, novel ini terbilang sederhana, mainstream, dan  pasaran. Jalan ceritanya pun biasa dan banyak kita lihat di sinetron-sinetron. Seperti penindasan oleh kaum kosmopolitan terhadap rakyat jelata, seorang bad boy yang lebih menyukai gadis kampung, kekayaan yang menjadi tolak ukur kesuksesan, dan konflik berirama sinetron lainnya. Aku tidak tahu mengapa novel ini bisa banyak digemari dan mendapat label best seller seperti yang nampak pada cover. Tapi, aku tidak ingin berprasangka apapun. Mungkin saja jenis cerita seperti ini merupakan jenis cerita yang menjadi hits di masyarakat pada saat  itu. Seperti sekarang, dunia perbukuan tengah dihirukpikukkan dengan cerita-cerita di media online, seperti wattpad. Bahkan sekarang muncul novel-novel dengan label ‘wattpadlit’.

Selain itu, novel ini juga mengusung cerita mengenai hubungan antara anak dan orang tua. Realistis sekali. Letak kerealistisan ini bisa kita temukan saat penulis begitu menonjolkan sikap prospektif orang tua terhadap anak. Bagaimana mereka sangat ingin menentukan masa depan anaknya, memilihkan jodoh untuk anaknya, dan berbagi sikap prospektif lainnya. Beberapa kalimat sindiran halus terkait masalah ini pun banyak kita temukan, salah satunya ini:

“…di mana ada orangtua yang tidak mengatur anaknya? Mereka pikir, mengekang sama artinya dengan mencintai.”

Tidak hanya itu, banyak kalimat sindiran halus, atau bahkan sarkas yang menghiasi sepanjang halaman buku ini. Mulai dari persoalan gaya hidup di era modern:

“Zaman sekarang, semua gadis berlomba-lomba ingin kelihatan seperti bule. Suntik pemutih kulit. Mata menggunakan lensa kontak berwarna. Operasi plastik untuk mendapatkan bentuk hidung yang indah. Begitulah ukuran kecantikan era millennium ketiga.”

Tentang fasilitas kota yang kurang memadai:

“Mengapa pejalan kaki yang harus selalu mengalah? Bukankah mobil-mobil itu yang kerap menyerobot lahan kaum lemah yang hanya mampu berjalan kaki? Jalanan dilebarkan untuk mobil lewat, tetapi mengorbankan trotoar!

Dan masih banyak yang lainnya. Oya, selain itu, buku ini juga memiliki narasi yang baik yang bikin aku betah membacanya. Karena di awal,aku sempat ingin menyudahi buku ini pas tahu bahwa ceritanya biasa aja. Terlebih, aku juga sudah dapat spoiler-nya dari salah satu teman sekelas. Tapi karena narasinya yang baik, detil, ditambah kalimat-kalimat sarkas tadi, aku berhasil menyelesaikan novel ini dengan baik.

Nah teman, itu tadi adalah resensi singkatku untuk novel Abadilah Cinta karya Andrei Aksana. Semoga bermanfaat ya. Selamat membaca!

Terima kasih!

“Jangan mengatasnamakan cinta untuk membenarkan kesalahan yang telah kau lakukan!”

Hlm. 142

Tidak ada komentar:

Posting Komentar