Minggu, 01 April 2018

[BlogTour - Review] ARTERIO: Sebab Cinta Sejati Mengalir Sampai ke Jantung




Judul: ARTERIO

Penulis: Sangaji Munkian

Tahun terbit: 2017

Tebal: 405 hlm

Penerbit: BITREAD Publishing

Kategori: Novel Fantasy 
Blurb:

Seseorang yang menekuni bidang medis umumnya berperangai ramah, penyabar dan punya kepedulian yang tinggi untuk menolong mereka yang terluka, tetapi itu tidak berlaku bagi Zag Waringga, dia tipikal pemarah, emosian juga pendendam, alih-alih menciptakan ramuan yang menyembuhkan dia malah menciptakan racun paling mematikan. Lain halnya dengan Nawacita, dia adalah sosok yang begitu perhatian, penuh belas kasihan namun kelampau naif, padahal dia memiliki potensi istimewa yang selangka bintang jatuh, yakni merasakan detak jantung beserta aliran darah secara terperinci.

Arteri(o) akan mendenyutkan sebuah kisah yang berangkat dari pertanyaan : apakah tempat yang kini kau tempati sudah tepat? 


Bagaimana jika itu tidak sesuai dengan karakter dan tujuan hidupmu? Apakah petuah di mana pun kau ditempatkan Tuhan selalu punya alasan, perlu direvisi?

Arteri(o) sebagai pembuluh yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh, akan mengajakmu ke dunia yang lain dari pada yang lain, kisah yang meletupkan fantasi, aksi, konspirasi juga tentu saja romansa yang tepat menghujam jantungmu.

"Aku ingin menjadi arteri sang pembuluh, yang bersama degup terjujurmu mengarungi setiap ruas jaringan tanpa sekalipun berpikir melewatkan"

***

Zag Waringga sedang berada di aula Akademi Arterio saat terdengar sebuah dentuman keras dari ujung Kota Purwa. Dentuman keras yang tidak diketahui darimana asalnya itu seketika membuat langit mendadak berubah menjadi ungu. Rumor mengatakan bahwa ada musuh yang ingin menyerang negeri. Mereka adalah Para Jaharu, kaum bar-bar yang suka merampas kota dan menghancurkan peradabannya untuk dikuasai.

Tapi, tunggu. Bukankah itu semua hanya rumor? Para Jaharu sudah tidak pernah terlihat sejak lama. Itu hanya rumor, kabar burung. Jadi tidak ada yang perlu dikawatirkan.

Namun Zag Waringga, remaja 18 tahun yang terkenal ‘berbeda’ ini, percaya bahwa Para Jaharu jahanam itu akan kembali. Zag menyimpan dendam kesumat pada Kaum Jaharu. Ayahnya, yang seorang Zewira, mati ditangan pemimpin Jaharu, Joe Ozlem, 13 tahun yang lalu.

Zag kecewa harus masuk Arterio. Dia ingin masuk Zewira, seperti ayahnya. Menjadi pahlawan perang. Dia tidak ingin jadi penyembuh, dia ingin membunuh. Membunuh Joe Ozlem dan Para Jaharu. Di saat teman-temannya yang lain sedang sibuk meracik ramuan penyembuh, namun beda dengan Zag. Ia sibuk dengan ramuan-ramuan mematikan seperti peningkat rabun mata, pelemah jantung, dan ramuan tidak wajar lainnya.

Memang, apa yang selalu nampak di mata tidak akan selalu sama dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Karena, hal yang sesungguhnya selalu tak kasat mata. Sama halnya dengan Zag. Titelnya sebagai murid Akademi Arterio hanyalah alibi yang ia gunakan untuk merahasiakan misinya yang rupanya bukan sebagai seorang penyembuh, melainkan pembunuh…

***

Ini adalah kali kedua aku membaca buku yang ditulis oleh Mas Sangaji Munkian. Sebenarnya, sudah cukup lama aku menantikan buku kedua dari penulis ini, setelah sudah sekitar dua tahun lalu ia memulai debut kepenulisannya lewat novel MANEKEN. Sempat pula diberi bocoran dari penulis tentang novel keduanya ini. Cukup terkejut sebenarnya. Novel ini bisa dibilang dua kali lebih tebal dari buku pertama. Dengan padatnya kesibukan penulis sebagai seorang Banker, ini bisa dibilang prestasi yang luar biasa. Dan itulah alasan kenapa jarak waktu terbit antara buku pertama dengan buku kedua ini cukup lama. Everyone knows, job is the main one.

Jika ditilik dari segi tema, ARTERIO ini bisa dibilang cukup sama dengan novel MANEKEN. Masih seputar dunia fantasy. Hanya saja, aku merasa unsur fantasy yang ada di buku ini dikemas lebih ‘ekstrim’ dan ‘masuk’ dengan genre aku. Bukan berarti aku menyukai genre fantasy. Kalian tahu lah, fantasy terkadang membuatku ‘gagal paham’ karena imajinasi yang sungguh di luar batas anganku, hahaha. That’s why I always try to avoid that kind of genre. Tapi aku tidak menemukan kesulitan demikian di buku ini.

Pertama, aku sangat suka dengan penokohan dan karakter Zag. Sosoknya yang dingin, dan berbeda, berhasil menjadikannya sebagai tokoh dengan karakter yang sangat kuat di sepanjang cerita. Terlebih, dengan perangainya yang dipenuhi kesumat dendam, membuatku berekspektasi lebih sepanjang cerita. Aku, yang notabene penggemar thriller dan cerita semacam itu, seketika merasa relate dengan alur ceritanya. Terlebih, penulis juga menyuguhkan beberapa adegan action yang cukup berdarah-darah. Sungguh, novel ini tidak mencederai ekspektasiku.

Kemudian, dunia fantasy yang dibangun oleh penulis terasa sangat visual saat kita membacanya. Kita tahu bahwa, salah satu kesulitan yang dialami penulis saat menulis cerita adalah bagaimana menyampaikan cerita itu kepada pembaca. Tidak hanya tentang bagaimana alur/kronologi ceritanya, tapi juga unsur-unsur lain di dalamnya seperti ‘panggung utama’ ceritanya. Terlebih lagi ini fantasy. Dunia khayalan. Dunia imajinasi. Dunia yang otak kita ciptakan sendiri berdasarkan cerita dari orang lain/tulisan yang kita baca. Singkatnya, yang tidak pernah kita lihat oleh mata secara langsung. Namun, dengan didukung oleh penggunaan dan pemilihan kata yang tepat, juga dengan teknik penyampaian yang ‘tidak lebay’, membuat ARTERIO ini mudah dipahami, terutama bagi pembaca pemula genre fantasy.

Berbicara soal penggunaan dan pemilihan kata/diksi, Mas Sangaji did something very good di novelnya ini. Kata-katanya manis, merangkai menjadi kalimat yang indah, namun tidak lebay. Cukup puitis, tapi tidak bikin ngantuk. Tipikal novel yang sangat cocok dibaca oleh para perempuan yang suka mencari kata-kata manis untuk di-publish ke media sosial, hehe. Aku rasa, kemampuan menulis Mas Sangaji semakin berkembang lebih baik jika dibanding sebelumnya. Who’s wanna be like him?

Lalu, dengan membaca novel ini, aku dibuat berpikir ulang tentang pekerjaan dokter. Yah, tanpa disadari atau tidak, buku ini mungkin akan membuat banyak orang berpikir; apakah di luar sana, orang-orang yang sedang menempuh pendidikan di dunia medis, terutama yang fokus di profesi dokter, ada yang memiliki perangai sama dengan Zag? Sungguh, meski buku ini fantasy, namun uniknya aku justru mencoba untuk membawa ceritanya ke dalam kehidupan nyata. Sangat menarik.

Satu hal lagi yang perlu diacungi jempol adalah twist yang diselipkan di beberapa halaman terakhir. Saat cerita berakhir pada bagian Zag dan Nawacita menuntaskan misinya, aku pikir jika memang itulah akhir ceritanya. Lalu, kehidupan akan berjalan biasa tanpa memungkinkan adanya konflik lain yang muncul setelahnya. Namun rupanya aku harus dibuat takjub (lagi dan lagi) karena novel ini menyimpan letupan twist yang sangat tidak diduga-duga. It was great!

And overall, this book deserves to get 4 stars!      

***


Halo, guys! Seperti yang sudah kalian ketahui sebelumnya. Bersamaan dengan BlogTour ini, akan ada juga Giveaway yang akan segera aku buka. Sedikit bocoran saja, untuk di blogku sendiri, selain salah satu dari kalian akan mendapat 1 EKS NOVEL ARTERIO gratis dari penulis, aku juga akan membagikan satu hadiah menarik untuk satu orang beruntung lainnya. Jadi, total akan ada dua pemenang terpilih. Menarik, bukan?

Lantas, seperti apa caranya, dan apa hadiahnya?

Cek selengkapnya di bawah ini! 👇

2 komentar:

  1. Novel pertamanya yang Maneken belum baca. Jadi tidak tahu semenarik apa buku keduanya ini. Dan kenapa diterbitkan oleh penerbit yang sepertinya masih minor? Oh ya kovernya menurut saya tidak menarik karena gabungan gambar dan tulisannya belum pas. Mungkin buku berikutnya akan lebih diperhatikan pemilihan kovernya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Adin salam kenal, terima kasih sudah membaca review dari Mas Bintang.
      Kita memang tidak akan tahu semenarik apa suatu buku bila tidak menyelaminya sendiri, sebab kesan dari sebuah buku lahir ketika kita tuntas membacanya. Oh ya, menyoal penerbit untuk Arterio, saya ingin punya keleluasaan dalam menulisnya, dan lagi genre yang saya hadirkan cukup asing bagi para yang mana penerbit mayo kerap berpatokan dengan keinginan pasar, sementara saya ingin menulis karya ini dengan jujur sehingga penerbit ini saya pilih. Mengenai desain cover semua memang menyengaja, ada filosofi tertentu.

      Hapus