Jumat, 16 Oktober 2015

[Book Review] Hai, Luka - Mezty Mez




“Luka yang terpendam mungkin tidak harus digambarkan secara emosional. Lewat sebuah senyuman, seseorang akan mengerti bahwa luka bisa saja bijak”
(Dante)
Penulis            : Mezty Mez
Penyunting     : Patresia Kirnandita & Bayu Novrillianto
Penata letak    : Wahyu Suwarni
Desain sampul: Dwi Anissa Anindhika
Penerbit          : EnterMedia
Tebal               : viii + 236
Cetakan          : Pertama, 2014
ISBN               : 979-780-726-6
*Blurb:
Perjalanan cinta memang tidak bisa ditebak arahnya. Cinta bisa saja berawal dari sebuah persahabatan yang lama, malu mengakuinya tapi tumbuh dan berkembang dalam perjumpaan yang terus-menerus. Menawarkan kehangatan, cerita yang panjang dan terkadang mengharuskan keberanian, waktu yang tepat serta proses yang tak bisa diduga akhir titik temunya.
Ya, begitulah cinta. Sama halnya dengan Rena. Gadis itu masih tetap setia berdiam di sana, di sebuah pantai yang sunyi, menunggu seorang laki-laki yang telah diharapkan kedatangannya sejak dahulu. Rena yakin, kali ini laki-laki itu pasti akan menemuinya.
Tapi, apakah cinta yang selama ini dia tunggu akan datang membawa kebahagiaan? Atau malah sebaliknya, mendatangkan luka untuk kesekian kalinya?
***

Pertemuan antara Dante dan Rena untuk pertama kalinya adalah saat Dante tak sengaja menemukan Rena yang tengah menangis sendiri di pelataran kampus tempatnya berkuliah. Pertemuan keduanya berlanjut saat tak sengaja mereka bertemu di sebuah pantai. Dari situlah keduanya menjalin sebuah persahabatan yang akrab. Dante adalah seorang mahasiswa cerdas penyuka tato dan tindik, sementara Rena adalah mahasiswi yang bekerja sampingan sebagai model. Keduanya sama-sama berasal dari keluarga broken home. Dante merupakan anak dari hasil perselingkuhan antara seorang petinggi negara bernama Harry Rizal Amril dan seorang wanita bernama Risa. Ibu Dante, Risa telah meninggal saat Dante berusia 18 tahun dikarenakan penyakit liver yang dideritanya. Dan, Ayahnya tak mau mengakui Dante sebagai anak. Namun, Dante tak hidup sendiri. Dia hidup serumah dengan Alex, sahabat akrabnya. Keduanya menjalin hubungan sebagai sahabat sejak lama. Alex paham betul bagaimana kehidupan Dante, asam manis kehidupan Dante, Alex tahu. Sementara, nasib Rena tak jauh berbeda dengan Dante. Beberapa tahun lalu, perusahaan Ayah Rena terlilit utang. Karena tak sanggup melunasinya, Ayah Rena pergi dari rumah dan menjatuhkan talak kepada Ibu Rena. Oleh karena itu, sejak saat itu pula Rena dan Ibunya terpaksa pindah ke rumah kontrakan yang sempit dan kumuh.
Persahabatan antara Dante dan Rena pun masih terus berlanjut. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama. Dante selalu menemani Rena saat ia sedang sedih, senang, mendengarkan segala keluh kesahnya dan mengantarnya pulang saat sedang mabuk karena minuman beralkohol. Ya, saat sedang dirundung masalah, terutama jika sedang patah hati, Rena lebih suka pergi ke bar dan menenggak beberapa botol bir. Seperti itulah keduanya menghabiskan waktu bersama. Seiring berjalannya waktu, tak bisa dipungkiri jika Dante menyimpan perasaan cinta terhadap Rena. Namun, dia tak berani untuk mengungkapkan perasaan itu. Selain karena Rena berpacaran dengan Evan, Dante tak mau jika Rena pergi meninggalkannya jika ia mengungkapkan perasaan itu kepada Rena. Mengatupkan mulut dan mengepalkan tangan kuat-kuat adalah cara yang selama ini Dante lakukan untuk menahan semua perasaan itu. Dante tahu, jika Rena adalah wanita yang lemah tapi selalu berpura-pura kuat. Maka dari itu, Dante ingin terus menjaga dan melindungi Rena sekalipun ia harus memendam semua perasaan itu.
***
            Hai, Luka merupakan novel dengan genre romance karya salah satu penulis yang memang sudah cukup ternama. Bukan dari dunia kepenulisan, tapi dari dunia entertaint. Mezty Mez, seorang aktris juga penyanyi yang kini beralih profesi sebagai penulis. Dan, Hai Luka merupakan novel pertamanya. Baik, fokus berkomentar *hehe. Pertama, saya ingin berkomentar mengenai cover novel. Menurut aku, gambar yang ada di cover novel sangat tepat untuk menginterpretasi isi yang ada di dalam cerita. Dalam arti, gambar dalam cover tersebut sangat menggambarkan apa yang disampaikan dalam buku ini. Sebuah perahu kertas yang terjebak dalam keadaan tanah yang mengering menggambarkan sebuah perjalanan cinta yang kandas di tengah jalan. Dan, menurut aku itu dramatis sekali, hehe. Dramatis dalam arti positif ya. Oiya, selain itu aku juga ingin berkomentar dari segi penulisan, hehe. Ini cukup ada sedikit catatan nih. Dalam buku ini memang terdapat beberapa kesalahan dari segi penulisan. Yang pertama, penempatan tanda baca. Seperti penempatan koma atau titik yang kurang tepat atau tidak pada tempat yang seharusnya. Misalnya di halaman 154 pada kalimat ‘Saat, Alex mendekati Rena, terdengar suara mobil Dante yang keluar rumah’ Di kalimat itu, menurut aku penempatan komanya salah. Yaitu koma yang ada di belakang kata ‘saat’. Seharusnya itu tidak diberi koma, agar membacanya mudah dan tidak megubah arti dari kalimat tersebut. Selain penempatan tanda baca, ada beberapa salah penulisan / typo yang saya temukan. 

  1. …mengatupkan mulut dan mengepalkan tangan sekuat kuat-kuatnya (hlm. 6)
Penulisan yang benar: ‘sekuat-kuatnya’

  1. “Kamu mau makan apa?” tanya Rena. (hlm. 17)
Penulisan yang benar: ‘tanya Evan’. Karena jika dibaca dari cerita sebelumnya, memang benar jika yang bertanya itu Evan, bukan Rena. Bisa dikoreksi kok

  1. Seorang laki-laki berpakaian resmi mendekat ke arah kami. (hlm. 111)
Penulisan yang benar: ‘mereka’. Karena, di sini penulis bercerita menggunakan sudut pandang orang ketiga. Bukan sebagai orang pertama.

Yup, catatan dan koreksi dari aku hanya itu. Semoga di buku selanjutnya, baik penulis maupun editor bisa lebih meminimalisirkan kesalahan yang ada. Aku sampaikan, jika aku disini hanya menilai, dan memberi saran untuk kebaikan buku ini maupun penulis, BUKAN UNTUK menjatuhkan reputasi suatu karya. Hehe.. J. Beralih topik, aku ingin sedikit menuliskan beberapa kutipan favoritku yang ada di buku ini:

1.      ‘Saat seseorang tersenyum, senyum itu akan mampu menularkan sebuah perasaan senang kepada orang-orang yang ada di sekitarnya.’ (Hlm. 11)
2.      ‘Orang tua seperti pohon besar yang rindang. Melindunginya dari cuaca panas, hujan, bahkan angina yang bertiup terlalu kencang.’ (Hlm. 29)
3.      ‘Mungkin, luka disebabkan oleh banyak hal berbeda. Tapi, luka tetaplah luka. Rasanya akan selalu menyakitkan, bagi siapa pun yang merasakannya (Hlm. 74)
4.      ‘Cinta bukan tentang kesempurnaan pasangan. Melainkan, saling menerima antara dua orang makhluk Tuhan yang lemah. Cinta adalah kunci untuk menyatukan dua hal berbeda menjadi satu (Hlm. 171)

Sangat suka sekali dengan analogi-analogi yang penulis ciptakan. Selain berkesan, juga tidak terlalu menggunakan bahasa yang tinggi dan mudah dimengerti. Itu yang terpenting.
Kemudian, dari segi tokoh dan penokohan aku punya pendapat sendiri. Sangat mengidolakan sosok Alex, yang selalu tegas, bijak dalam berbicara dan selalu berpikiran dewasa. Seorang lelaki yang lemah lembut tapi tegas. Like that! Kemudian Dante, tokoh dengan karakter pengecut, menurutku. Bagaimana tidak? Dia rela berkorban mati-matian, rela menyakiti dirinya sendiri hanya untuk orang yang tidak mencintainya. Tapi dia sendiri tidak berani untuk mengungkapkan perasaannya itu. Gimana nggak greget?! Sangat menguras emosi sekali membaca buku ini. Konflik demi konflik yang penulis ciptakan berhasil membuat pembacanya terhanyut dan mungkin juga greget saat membacanya. Seakan kita benar-benar ada dalam cerita itu dan benar-benar merasakan peristiwa itu secara langsung. Alur ceritanya juga tertata rapi dan tidak merusak cerita sebelumnya. Dalam arti, cerita demi cerita itu nyambung dan tidak membuat kita kecewa karena konflik yang tidak terselesaikan.
Oiya, satu lagi yang paling saya suka dari buku ini.  Ternyata cerita dalam buku ini terbagi menjadi 2 cerita. Yang pertama kisah antara Dante dan Rena, yang kedua kisah antara Kohei dan Inaho yang berlatar di Negara Jepang. Memang sih antara Dante Rena dan Kohei maupun Inaho tidak mempunyai keterkaitan, tapi justru itu yang menarik. Ending cerita menjadi jawaban atas semuanya. Mau tau seperti apa? Eitss.. gak mungkin aku ceritain dong, entar disangka spoiler, :). Saya rasa konsep yang penulis buat sangat berhasil. Ceritanya begitu apik, tertata rapi, tidak amburadul dan yang terpenting apa yang disampaikan benar-benar tersampaikan untuk para pembaca.
Yah, cukup kagum ya, pada umumnya banyak selebriti yang nulis buku tapi isinya tentang biografi atau perjalanan hidup mereka, tapi yang ini beda.  Sebuah cerita fiksi dibuat dengan apik oleh seorang entertaint. Good job, Mezty! Well, aku rasa novel ini recommended banget buat kalian pecinta novel romance. Wajib banget menyelami kisah hidup Dante-Rena yang penuh warna. Ehm, pokoknya harus ada di wishlist kalian nih, hehe.
Ok, it’s time to ratting! Aku memberi 4 bintang untuk novel ini. Untuk Mezty Mez, ditunggu novel selanjutnya.
Terima kasih!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar